Translate

Monday, January 28, 2013

Penyakit Menular


Penyakit menular merupakan penyakit yang dapat ditularkan (berpindah dari orang yang satu ke orang yang lain, baik secara langsung maupun melalui perantara). Dalam kelompok penyakit menular ada yang ringan dan ada juga yang berat. Yang ringan misalnya influenza dan diare. Sedangkan yang berat seperti HIV/AIDS, polio, demam berdarah, campak, TBC, malaria, flu burung, SARS, dan sederet penyakit lainnya. Menular atau tidaknya suatu penyakit tetaplah harus diwaspadai dan tidak boleh dianggap enteng. Sebab, ketika seseorang terkena suatu penyakit aktivitas kehidupannya akan terganggu. Apalagi jika penyakitnya sudah parah, bisa mengakibatkan kematian.
Ada 3 faktor penyakit dapat ditularkan, yaitu:
1.     Agent (penyebab penyakit)
Penyebab penyakit dapat dikelompokkan menjadi:
-        Golongan virus, misalnya influenza, cacar, trachoma dsb
-        Golongan riketsia, misalnya tifus
-        Golongan bakteri, misalnya disentri
-        Golongan protozoa,  misalnya malaria, filarial dsb
-        Golongan jamur, misalnya bermacam macam panu, kurap dsb
-        Golongan cacing,, misalnya bermacam macam cacing perut seperti ascaris, cacing kremi, cacing pita, cacing tambang dsb.
Setiap bibit penyakit mempunyai habitat sendiri sendiri, sehingga ia dapat tetap hidup. Sehingga timbul istilah reservoir, dapat berupa manusia dan binatang atau benda benda mati.
2.     Host (induk semang)
3.     Route of transmission (jalannya penularan)
Macam macam penularan (mode of transmission):
1.     Kontak langsung, mekanisme ini menularkan bibit penyakit langsung dari sumbernya kepada orang atau binatang lain melalui “Port d’entre”. Misalnya melalui sentuhan, gigitan, ciuman, hubungan seksual, percikan yang mengenai conjunctiva, selaput lendir dari mata, hidung atau mulut pada waktu orang lain bersin, batuk, meludah, bernyanyi atau bercakap (biasanya pada jarak yang kurang dari 1 meter).


2.     Tidak langsung,
a.      Penularan Melalui Alat – Alat yang terkontaminasi seperti mainan anak-anak, saputangan, kain kotor, tempat tidur, alat masak atau alat makan, instrumen bedah atau duk; air, makanan, susu, produk biologis seperti darah, serum, plasma, jaringan organ tubuh, atau segala sesuatu yang berperan sebagai perantara dimana bibit penyakit di “angkut” dibawa kepada orang/binatang yang rentan dan masuk melalui “Port d’entre” yang sesuai. Bibit penyakit tersebut bisa saja berkembang biak atau tidak pada alat tersebut sebelum ditularkan kepada orang/binanat yang rentan.
b.     Penularan Melalui Vektor
-        (i) Mekanis : Cara mekanis ini meliputi hal-hal yang sederhana seperti terbawanya bibit penyakit pada saat serangga merayap ditanah baik terbawa pada kakinya atau pada belalainya, begitu pula bibit penyakit terbawa dalam saluran pencernaan serangga.
-        Bibit penyakit tidak mengalami perkembangbiakan. (ii) Biologis : cara ini meliputi terjadinya perkembangbiakan (propagasi/multiplikasi), maupun melalui siklus perkembangbiakan atau kombinasi kedua-duanya.
3.     Pernapasan, yaitu melalui udara/pernapasan
4.     Penetrasi pada kulit, hal ini dapat langsung oleh organism itu sendiri
5.     Infeksi melalui placenta, yakni infeksi yang diperoleh melalui placenta dari ibu penderita penyakit pada waktu mengandung.

Sunday, January 27, 2013

Spesiasi


Sebenarnya sulit sekali memperoleh kriteria spesies yang universal. Hal ini disebabkan oleh suatu spesies adalah suatu yang unik di dunia dan mempunyai karakteristik, mekanisme dan keanekaragaman tersendiri. Bermacam-macam kategori di atas dan di bawah spesies menunjukkan bahwa batasan yang diberikan tidak dapat mencakup semua fenomena yang terdapat di alam. Demikian pula spesiasi adalah suatu proses yang tidak berhenti pada suatu masa tertentu. Proses spesiasi tidak hanya ditentukan oleh satu proses atau satu mekanisme, tetapi biasanya ditentukan oleh sejumlah mekanisme. Interaksi antarspesies memberi warna tersendiri dalam proses spesiasi.
Spesiasi atau proses pembentukan spesies baru merupakan bagian penting dari proses evolusi yang pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh interaksi individu. Ada sejumlah mekanisme yang mengatur berhasil tidaknya perkawinan memperoleh keturunan. Bermacam-macam barier terdapat pada suatu spesies atau kelompok spesies dan biasanya barier yang bekerja tidak bekerja secara unik, tetapi beberapa barier bekerja sekaligus. Proses spesiasi berlangsung sangat efektif pada pulau atau daerah yang terisolasi, karena memang kalau ditinjau dari segi genetik, maka frekuensi gen yang jarang di daerah yang luas akan dapat menjadi sangat efisien di daerah yang terbatas luasnya
Spesiasi merupakan sebuah proses evolusi munculnya spesies baru. Spesiasi merupakan  proses suatu spesies berdivergen menjadi dua atau lebih spesies. Ia telah terpantau berkali-kali pada kondisi laboratorium yang terkontrol maupun di alam bebas. Pada organisme yang berkembang biak secara seksual, spesiasi dihasilkan oleh isolasi reproduksi yang diikuti dengan divergensi genealogis.
Terdapat empat mekanisme spesiasi. Yang paling umum terjadi pada hewan adalah spesiasi alopatrik, yang terjadi pada populasi yang awalnya terisolasi secara geografis, misalnya melalui fragmentasi habitat atau migrasi. Seleksi di bawah kondisi demikian dapat menghasilkan perubahan yang sangat cepat pada penampilan dan perilaku organisme.Karena seleksi dan hanyutan bekerja secara bebas pada populasi yang terisolasi, pemisahan pada akhirnya akan menghasilkan organisme yang tidak akan dapat berkawin campur.
Spesies merupakan suatu kelompok yang saling kawin-mawin (interbreeding group) dan berbeda dengan kelompok yang saling kawin yang  lain.  Ernst Mayr mendefinisikan spesies sebagai populasi alamiah yang dapat mengadakan silang-dalam secara potensial atau aktual, dan tidak mengadakan persilangan dengan populasi lain, meskipun ada kesempatan untuk itu. Sedangkan spesiasi adalah proses terbentuknya spesies baru dalam suatu populasi melalui isolasi reproduksi, yakni isolasi yang menyebabkan tertutupnya pertukaran gen antar populasi yang mempunyai sifat – sifat genotip yang berbeda (Izzudin, 2004).
Konsep mengenai spesies telah mengalami perubahan sepanjang sejarah. Salah satu konsep mengatakan konsep itu statis, suatu kesatuan khusus yang mempunyai bentuk immutable, dimana individu – individu yang satu spesies secara garis besar menyerupai ( morfologi ). Menurut pendapat ini, variasi – variasi individu dihasilkan dari ketidaksempurnaan terhadap individu yang ideal. 

Friday, January 25, 2013

RPP Biologi (Sel)


RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)

Nama Sekolah            : 
Mata Pelajaran          : Biologi
Kelas/Semester          : XI/ 1 (satu)
Alokasi waktu            : 8 X 45 menit

I.    Standar Kompetensi
1.     Memahami struktur dan fungsi sel sebagai unit kehidupan.

II.      Kompetensi Dasar         
1.1.Mendiskripsikan komponen kimiawi sel, struktur, dan fungsi sel sebagai unit terkecil kehidupan.              

III.    Indikator
-        Menjelaskan teori sel
-        Menjelaskan komponen kimia sel
-        Menjelaskan perbedaan sel eukariotik dan prokariotik

IV.    Tujuan Pembelajaran
-        Siswa mampu menjelaskan teori sel
-        Siswa mampu menjelaskan komponen kimia sel
-        Siswa mampu menjelaskan perbedaan sel eukariotik dan prokariotik

V.      Materi Pembelajaran
·       Materi pokok : Struktur dan fungsi sel
·       Sub materi
Pertemuan 1 (4x45 menit)
·       Teori sel
·       Komponen Sel

Pertemuan 1
Teori Sel
Biologi sel adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang sel. Sel sendiri adalah kesatuan structural dan fungsional makhluk hidup dimana keberadaannya sangat berpengaruh terhadap kepribadian dan tingkah laku dari masing masing makhluk hidup
Struktur dan Fungsi Sel
Beberapa jenis hewan dan tumbuhan, tubuhnya hanya terdiri atas satu sel. Masing–masing sel dapat hidup sendiri dan merupakan satu individu yang utuh. Organisme yang tubuhnya terdiri atas banyak sel, berkelompok membentuk massa dengan berbagai spesialisasi lapisan–lapisan sel yang berbeda. Hal ini menunjukkan sel sebagai unit struktural makhluk hidup.
Secara biologi, manusia, hewan, dan tumbuhan melakukan segala apa yang dilakukan sel. Kegiatan satu individu organisme (bersel satu dan bersel banyak) merupakan kegiatan tiap-tiap sel yang membentuk organism tersebut. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sel adalah unit fungsional. Beberapa organisme sederhana, meliputi bakteri dan protozoa tersusun atas sebuah sel atau disebut juga organisme uniseluler. Tubuh organism multiseluler tersusun atas sejumlah sel yang bekerja bersama-sama dan secara keseluruhan terorganisasi dengan baik.
Bentuk dan Ukuran Sel
Bentuk dan ukuran sel bervariasi. Bentuk sel biasanya sesuai dengan fungsinya. Tubuh manusia terdiri atas paling sedikit 1012 sel dan sel-sel tersebut berbeda, baik bentuk maupun ukurannya. Ukuran sel berkisar antara 5 – 15 mikron (1mikron = 0,001 μm). Sel yang memiliki ukuran terkecil adalah bakteri, sedangkan sel yang terbesar adalah telur burung unta, memiliki diameter 30 – 80 μm. Meskipun demikian, sel-sel tersebut memiliki tiga struktur dasar yang sama, yaitu sebagai berikut.
a. Membran plasma, yang membatasi bagian dalam sel dengan lingkungan luar. Berfungsi, antara lain membantu mengatur transpor materi antara sel dan lingkungannya. Membran plasma merupakan lapisan rangkap lipoprotein (lemak dan protein).
b. Inti atau bahan inti berisi informasi genetik berupa DNA yang berperan dalam mengatur kegiatan sel dan dapat melakukan replikasi dalam reproduksi sel. Inti dilapisi membran inti yang susunannya sama dengan susunan membran plasma. Inti sel umumnya terletak di tengah sel.
c. Sitoplasma, di dalamnya aktif terjadi reaksi-reaksi kimia pada proses metabolisme. Sitoplasma mengandung enzim-enzim, protein, lemak, serta struktur-struktur khusus yang mempunyai fungsi tertentu yang disebut organel.
Sejarah Sel
       
                                      a                                                          b
Gambar
-        (a) Mikroskop yang digunakan oleh Robert Hooke;
-        (b) Lukisan Hooke tentang “Cella” irisan membujur (kiri) dan irisan melintang (kanan)


Teori-teori tentang sel
-        Robert Hooke (Inggris, 1665) meneliti sayatan gabus di bawah mikroskop. Hasil pengamatannya ditemukan rongga-rongga yang disebut sel (cellula)
-        Hanstein (1880) menyatakan bahwa sel tidak hanya berarti cytos (tempat yang berongga), tetapi juga berarti cella (kantong yang berisi)
-        Felix Durjadin (Prancis, 1835) meneliti beberapa jenis sel hidup dan menemukan isi dalam, rongga sel tersebut yang penyusunnya disebut “Sarcode”
-        Johanes Purkinje (1787-1869) mengadakan perubahan nama Sarcode menjadi Protoplasma
-        Matthias Schleiden (ahli botani) dan Theodore Schwann (ahli zoologi) tahun 1838 menemukan adanya kesamaan yang terdapat pada struktur jaringan tumbuhan dan hewan. Mereka mengajukan konsep bahwa makhluk hidup terdiri atas sel . konsep yang diajukan tersebut menunjukkan bahwa sel merupakan satuan structural makhluk hidup.
-        Robert Brown (Scotlandia, 1831) menemukan benda kecil yang melayang-layang pada protoplasma yaitu inti (nucleus)
-        Max Shultze (1825-1874) ahli anatomi menyatakan sel merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup
-        Rudolf Virchow (1858) menyatakan bahwa setiap sel berasal dari sel sebelumnya (omnis celulla ex celulla)
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Inti
a. sel prokarion, sel yang intinya tidak memiliki membran, materi inti tersebar dalam sitoplasma (sel yang memiliki satu system membran. Yang termasuk dalam kelompok ini adalah bakteri dan alga biru
b. sel eukarion, sel yang intinya memiliki membran. Materi inti dibatasi oleh satu system membran terpisah dari sitoplasma. Yang termasuk kelompok ini adalah semua makhluk hidup kecuali bakteri dan alga biru.
Struktur sel prokariotik lebih sederhana dibandingkan struktur sel eukariotik. Akan tetapi, sel prokariotik mempunyai ribosom (tempat protein dibentuk) yang sangat banyak. Sel prokariotik dan sel eukariotik memiliki beberapa perbedaan sebagai berikut :
Struktur Sel Prokariotik
Sel prokariotik tidak mempunyai membran inti dan sistem endomembran seperti retikulum endoplasma dan kompleks golgi. Selain itu, tidak memiliki mitokondria dan kloroplas. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan alga biru, dengan ciri-ciri sebagai berikut:
·       Tidak memiliki inti sel yang jelas karena tidak memiliki membran inti sel yang dinamakan nucleoid
·       Organel-organelnya tidak dibatasi membrane
·       Membran sel tersusun atas senyawa peptidoglikan
·       Diameter sel antara 1-10mm
·       Mengandung 4 subunit RNA polymerase
·       Susunan kromosomnya sirkuler
Struktur Sel Eukariotik
Sel eukariotik memiliki membran nukleus dan sistem endomembran. Ciri-cirinya:
·       Memiliki inti sel yang dibatasi oleh membran inti dan dinamakan nucleus
·       Organel-organelnya dibatasi membrane
·       Membran selnya tersusun atas fosfolipid
·       Diameter selnya antara 10-100mm
·       Mengandung banyak subunit RNA polymerase
·       Susunan kromosomnya linier
Macam Sel Berdasarkan Keadaan Kromosom dan Fungsinya
a. Sel Somatis, sel yang menyusun tubuh dan bersifat diploid
b. Sel Germinal. sel kelamin yang berfungsi untuk reproduksi dan bersifat haploid

VI. Metode Pembelajaran
·       Pendekatan     : CTL
·       Metode            : Ceramah, Diskusi, Tanya jawab, Penugasan, Pengamatan
·       Model             : Examples non Examples (Pertemuan 1)

VII. Langkah-langkah pembelajaran
Pertemuan 1 (Teori dan komponen sel)
No.
URAIAN KEGIATAN
WAKTU
1













Pembukaan
a.     Apersepsi
Guru menggali kemampuan awal siswa dengan memberikan pertanyaan:
1.     Apa yang kamu ketahui tentang bagian terkecil dari tubuh makhluk hidup?
2.     Pernahkah kalian melihat bentuk sel dan bagian-bagiannya?
b.     Motivasi
Guru memberikan motivasi dengan dengan memberikan pertanyaan:
1.     Apakah bentuk sel dari makhluk hidup itu berbeda-beda?
2.     Bagaimanakah caranya kita bisa melihat komponen sel?

10’
2
Kegiatan Inti
Eksplorasi:
1.       Guru memepersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
2.       Guru menempelkan ambar di papan atau ditayangkan di LCD.

Elaborasi:
3.       Guru member petunjuk kegiatan pembelajaran dan memberi kesempatan kepada peserta didik untuk memperhatikan/menganalisis gambar.
4.       meminta siswa untuk membentuk kelompok berjumlah 2-3 orang untuk melakukan diskusi dan menganalisis gambar.
5.       Mencatat hasil analisis pada selembar kertas, kemudian membacakan hasil diskusi masing-masing kelompok di depan kelas.

Konfirmasi:
6.     Kelompok lain yang mendengarkan kelompok yang maju, memberi komentar.
60’
3
Penutup
1.     Guru menjelaskan materi dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
2.     Meyimpulkan materi teori sel dan komponen sel.
3.     Memberikan tugas pada setiap siswa untuk mencari artikel, koran, dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan teori sel.
20’

VIII.       Media Pembelajaran
·       Alat/Bahan: alat tulis, LCD, power point materi  struktur dan fungsi sel, laptop, lembar kerja.

IX.    Sumber Belajar
·       Aryulina, Diah, dkk. 2004. Biologi SMA untuk Kelas XI. Jakarta: Esis. Halaman:
·       Istamar, Syamsuri. 2006. KTSP Buku SMA  kelas XI IPA smester Ganjil materi jaringan hewan. Halaman:71
·       Jati, Wijaya. 2007. Aktif Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Ganeca Exact. Halaman:46.


X.      Penilaian
-        Kognitif, Afektif, Psikomotor