BAB III
PERAWATAN DAN PERBAIKAN MESIN SPLITTER MARMER TYPE SC 460 L
3.1 Masalah-Masalah Yang Terjadi Pada Mesin Splitter Marmer
Perawatan dan perbaikan pada Mesin Splitter Type SC 460 L yang dilakukan disini adalah sebagai berdasarkan hasil observasi yang diperoleh di PT. Industri Marmer Indonesia Tulungagung ( IMIT ), berdasarkan hasil yang diperoleh maka penulis menyimpulkan bahwa masalah-masalah yang sering terjadi pada mesin spliiter type SC 460 L adalah sebagai berikut:
1. Masalah yang sering terjadi pada bagian konveyor mesin splitter
2. Komponen pada penggerak naik turun motor gergaji mesin splitter.
3.1.1 Masalah-Masalah Yang Sering Terjadi Pada Konveyor Mesin Splitter
Pada mesin spliiter type SC 460 L terdapat konveyor yang sangat penting peranannya dalam proses pembelahan marmer, karena apabila konveyor tidak dapat berjalan maka proses pembelahan tidak akan dapat berjalan, oleh karena itu perlu dilakukan perawatan dan perbaikan secepatnya apabila terjadi kerusakan pada konveyor tersebut, jika tidak cepat di atasi maka proses produksi akan macet / tidak akan berjalan normal.
Konveyor
Gambar 3.1 . Konveyor pada mesin splitter.
3.1.1.1 Gangguan Pada Poros Penggerak
· Gangguan yang sering terjadi adalah :
1. Korosi pada bagian permukaan
2. Kerusakan pada bagian pasak
· Penyebab kerusakan :
1. Karena terjadi oksidasi
2. Karena beban yang berlebihan
· Perawatan dan perbaikan yang dilakukan :
1. Pemberian pelapisan pada permukaan
Pemberian pelapisan pada permukaan yaitu dengan cara memberikan atau melumuri permukaan poros dengan grease untuk menghambat proses laju korosi. Karena korosi tidak dapat dihindari tapi dapat diminimalkan dengan cara pemberian grease.
2. Pemberian beban harus disesuaikan
Pemberian beban yang sesuai kapasitasnya dapat menghasilkan kerja komponen tersebut menjadi optimal dan usia pakai lebih lama. Dan pasak yang rusak harus diganti dengan yang baru.
3.1.1.2 Gangguan pada belt konveyor
· Gangguan yang terjadi :
1. Belt bergeser dari roller
2. Belt selip saat dioperasikan
3. Belt mengelupas ( dalam waktu yang lama )
· Penyebab :
1. Ketidaklurusan pada roller karena keausan pada baut.
2. Karena kelonggaran pada kekencangan sabuk karena pemakaian yang lama dan kekencangan pada baut pengikat bantalan kurang sehingga sabuk bergeser.
3. Karena pengaruh air pada material yang diangkut.
· Perawatan dan Perbaikan
1. Melakukan pengecekan terhadap kelurusan roller.
2. Ganti baut yang aus.
3. Penyetelan ulang terhadap baut penyetel ketegangan sabuk.
4. Bersihkan belt dengan cara disiram dengan air sehabis dipakai.
3.1.1.3 Gangguan pada Motor Penggerak
1.Motor tidak dapat dihidupkan
· Penyebab :
1. Aliran listrik kemotor tidak masuk.
2. Motor hangus.
· Cara perbaikan :
1. Perbaikan meliputi pemeriksaan kembali kabel aliran listrik yang masuk ke motor dengan membuka tutup terminal motor yang ada dibagian atas motor. Dengan menggunakan taspen lakukan penecekan pada sambungan aliran listrik yang masuk kemotor dengan cara menempelkan ujung tespen kemasing-masing sambungan aliran masuk. Jika salah satu sambungan putus atau lepas pasang kembali dan kencangkan dengan baut pengikat yang pada terminal tersebut.
2. lakukan pemeriksaan dan pastikan motor tersebut benar-benar rusak, gunakan avometer untuk pemeriksaan dan pengecekan.
2.Motor mati tiba-tiba
1. Motor mengalami overload
Motor mengalami overload karena motor dikenai beban yang besar pada saat mengangkat beban, hal ini sering terjadi dikarenakan pada saat motor pada konveyor pada pertama kali dihidupkan langsung mengangkat beban tanpa melakukan pemeriksaan dan pengetesan lebih dahulu.
3.Motor bergetar pada saat dihidupkan
Lakukan pengecekan terhadap dudukan motor, jika dudukan motor longgar atau bergeser kencangkan baut pengikatnya.
3.1.1.4 Gangguan Pada Roller dan Drum
Gambar 3.2 Roller dan Drum
· Kerusakan pada roller :
Kerusakan pada roller yaitu mengelupasnya atau terkikisnya lapisan karet pada permukaan maupun pulley ini disebabkan oleh gesekan yang terjadi terus-menerus antara roller dengan belt dan bahkan lapisan permukaan roller terkena goresan benda tajam sehingga merusak lapisan karet tersebut. Akibatnya jika lapisan karet tersebut hilang akan menyebabkan selip antara belt dan roller. Dan terjadinya pengelupasan atau pengikisan terjadi pada waktu yang lama.
· Perawatan dari roller dan drum
Dengan memberikan pelumasan jenis grease pada bearing dan hindarkan lapisan karet pada roller dan pulley dari goresan benda-benda yang tajam karena kalau lapisan karet tersebut lepas bisa menyebabkan selip antara roller dan belt.
3.1..1.5 Gangguan Yang Sering Terjadi Pada Bantalan
Setiap komponen-komponen yang berputar pada tiap bagian mesin pasti menggunakan bantalan demikian pula komponen-komponen mesin pada mesin splitter type SC 460 L ini juga tidak terlepas dari penggunaan bantalan.
Bagian-bagian bantalan tersebut memiliki fungsi yang sangat penting, sehingga apabila bantalan tersebut mengalami kerusakan maka akan mengganggu proses kerja dari mesin tersebut, jenis dari kerusakan-kerusakan bantalan tersebut yaitu :
- Bantalan mengalami rusak total yaitu bagian dalam bantalan tersebut mengalami pecah sehingga bantalan tersebut tidak dapat bekerja lagi.
- Bunyi pada bantalan yang sudah tidak norma lagi.
- Bantalan mengalami keausan.
- Kerusakan-kerusakan dari bantalan tersebut disebabkan oleh beberapa sebab diantaranya yaitu :
1. Bantalan mengalami beban yang terlalu berat sehingga mengalami kerusakan berupa retak/pecah.
2. Umur dari bantalan tersebut yang sudah memungkiinkan waktunya untuk dilakukan penggantian.
3. Kesalahan pemasangan dari bantalan tersebut.
4. Kesalahan pada waktu pelumasan.
5. Bantalan kotor yang disebabkan terkena geram/kotoran pada saat pemasangan.
· Perbaikannya :
1. Apabila bantalan tersebut mengalami pecah pada bagian dalam maupun bolanya, maka bantalan tersebut harus diganti yang baru.
2. Setiap bantalan memiliki umur yang direkomendasikan dari pabrik pembuat bantalan tersebut, berdasarkan observasi dipabrik penggantian bantalan dilakukan hanya apabila bantalan tersebut sudah mengalami kerusakan fatal, misalnya pecahh dan pelepasan dilakukan dengan cara merusak bantalan tersebut, sehingga berakibat rusaknya poros bantalan. Untuk menghindari hal tersebut seharusnya setelah melampaui umur yang dianjurkan dari pabrik pembuat sebaiknya dilakukan pengecekan sebagai berikut :
1. Bunyi dari bantalan
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara memegang ring dalam, kemudian putar ring luarnya. Rasakan dengan teliti bunyi suara dari bantalan tersebut, bandingkan dengan suara bantalan yang masih normal atau masih baru, ditunjukkan pada gambar dibawah ini :
Gambar 3.3 Pengecekan bunyi bantalan.
2. Pengukuran celah
Pemeriksaan celah dapat dilakukan dengan persaaan dengan cara digoyang-goyang kearah aksial atau diukur dengan feeler gauge, kemudian dibandingkan dengan standart aksial yang diijinkan, cara tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.4 Pengecekan celah dengan feeler gauge.
3. Bantalan rusak bisa disebabkan oleh pemasangan kesalahan pemasangan, bahkan bantalan tersebut dapat rusak sebelum berhasil dipasangkn pada poros dimana itu disebabkan oleh sulitnya pemasangan. Berdasarkan observasi dipabrik, pemasangan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pemasangan bantalan yaitu dengan menggunakan batang perantara dan batang perantara tersebut dipukul dengan menggunakan palu.
2. Untuk pemasangan bantalan yang terlalu sulit, biasanya untuk ukuran bantalan yang besar. Pemasangan dilakukan dengan cara pemasangan yaitu merebus dengan oli, seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.5 Pemanasan bantalan menggunakan oli.
· Pemasangan bantalan yang benar adalah sebagai berikut :
- Pemasangan bantalan pada poros
Pemasangan bantalan gelinding yang berlubang silinder pada poros dengan suaian sesak, dapat dilakukan dengan cara dipukul dengan menggunakan palu, dipres ddengan perantaraan batang selubung atau dengan cara pemanasan, penekanan harus dikenakan pada ring dalam, ditunjukan pada gambar dibawah ini:
Gambar 3.6 Pemasangan bantalan pada poros.
- Pemasangan bantalan pada lubang
Pemasangan bantalan yang dipasang pada lubang dengan suaian sesak, dapat dilakukan dengan pukulan palu, atau dipres. Gaya dikenai pada ring luar, ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Gambar 3.7 Pemasangan bantalan pada lubang.
4. Dalam pemasangan bantalan yang perlu diperhatikan yaitu :
1. Kode bantalan diletakan diluar
2. Jangan langsung menekan pada sangkar dan bola.
3. Gunakan batang perantara ( sleeve ) agar penekanan dapat merata.
· Perawatan yang dapat dilakukan pada bantalan yaitu :
1. Menjaga kebersihan bush bearing pada bagian luar dari kotoran debu, karena apabila masuk kedalam bantalan akan merusak kinerja dari grease.
2. Gunakan minyak grease yang dianjurkan dari pabrik pembuat bantalan.
3. Lakukan pelumasan bantalan dengan teratur.
3.1.2 Masalah-Masalah Yang Sering Terjadi Pada Komponen Penggerak Naik Turun Motor Gergaji
Bagian naik turun motor gergaji ni merupakan bagian inti dari mesin ini, karena komponen ini yang menentukan ketebalan pemotongan pada batu marmer. Apabila kerja dari bagian ini kurang maksimal maka akan mempengaruhi hasil akhir dari pemotongan batu marmer itu sendiri.
Gambar 3.8 Bagian penggerak naik turun motor gergaji
3.1.2.1 Jalur Air ke Blade macet
Air pada proses pemembelahan sangat penting fungsinya, karena air berfungsi sebagai pelumas antara batu marmer dengan blade ( gergaji ), bila saat pembelahan batu marmer tidak dialiri dengan air maka antara blade akan mudah lepas/protol bahkan blade bias pecah, oleh karena itu air pada waktu pembelahan tidak boleh berhenti.
Gambar 3.9 Aliran air yang sering buntu
- Air mancet biasanya disebabkan oleh :
- Terjadinya penyumbatan oleh kotoran dari kolam, karena pada pabrik ini air langsung diambil dari kolam melalui pipa yang bagian ujungnya terdapat filter melalui tendon dan langsung menuju mesin.
- Terjadinya penyumbatan yang disebabkan oleh adanya terak dari air itu sendiri.
- Perbaikannya :
- Bersihkan bagian filter dari pipa tersebut yaitu dengan cara mematikan dahulu pompa dan kita ambil saringan, kemudian kita bersihkan saringan tersebut. Atau karena kolam tersebut kotor maka kita juga harus membersihkan kolam tersebut.
- Apabila penyumbatan air terjadi pada poros spindle, maka kita harus membersihkan jalur air tersebut dengan alat yaitu berupa poros panjang yang pada bagian ujung sampinya terdapat sikat baja.
3.1.2.2 Poros Ulir
Gambar 3.10 Poros ulir
· Gangguan yang sering terjadi :
- Korosi pada permukaan poros.
- Kerusakan pada bagian ulir dari poros tersebut.
· Penyebab kerusakan :
1. Karena terjadi oksidasi.
2. Karena beban yang berlebihan.
· Perawatan dan perbaikan
1. Pemberian pelapisan pada permukaan yaitu dengan cara memberikan atau melumuri permukaan poros dengan grease untuk menghambat proses laju korosi. Karena korosi tidak dapat dihindari tapi dapat diminimalkan dengan cara pemberian grease.
2. Pemberian beban yang sesuai kapasitasnya dapat menghasilkan kerja komponen tersebut menjadi optimal dan usia pakai lebih lama. Bagian ulir yang rusak bila sudah banyak maka harus segera diperbaiki ataupun diganti, pemberian pelapisan dapat mencegah terjadinya rusaknya bagian ulir pada poros.
3.1.2.3 Blade
Blade pada mesin ini sangatlah penting karena sebagai alat pemotong batu marmer, yang pada bagian blade ditempel berupa segment-segment sebagai mata dari gergaji tersebut.
Gambar. 3.11 Blade Gambar 3.12 Segment rontok
· Gangguan yang sering terjadi :
1. Segment rontok / lepas.
2. Blade bengkok.
· Penyebab kerusakan :
1. Umur blade terlalu tua.
2. Pada saat pemasangan blade miring.
· Perawatan dan perbaikan :
1. Pengelasan dengan cara brazing harus dilakukan dengan baik, bersihkan blade setelah dipakai. Mengganti segment dengan yang baru dengan cara brazing yang rontok.
2. Pada saat pemasangan harus dilakukan pengecekan posisi blade miring atau tidak, bersihkan sisa baut dengan cara menggunakan gerinda. Mengganti blade dengan yang baru jika blade bengkok.
3.1.2.4 Female Screw
Gambar. 3.13 Female screw
· Gangguan yang terjadi :
- Ulir aus
· Penyebab kerusakan :
- Kurangnya pelumasan yang menyebabkan kerja dari female screw menjadi berat dan mengakibatkan aus.
· Perawatan dan perbaikan :
- Memberi pelumasan sesuai dengan jadwal yang diberikan standart pabrik.mengganti dengan yang lama dan yang aus akan dilakukan pembubutan.
3.1.2.5 Plandes ( Disc holding flange )
Gambar.3.14 Disc holding flange ( plandes )
· Gangguan yang terjadi :
- Plandes retak – retak
· Penyebab kerusakan :
- Dikarenakan oleh umur yang sudah tua dan berkarat.
· Perawatan dan perbaikan :
- Membersihkan dengan cara menggosok dengan menggunakan kertas gosok lalu dibilas dengan air sampai bersih. Karena plandes ini membutuhkan kerataan yang presisi maka harus diganti dengan yang baru jika ada yang retak.
3.2 Pelumasan Pada Mesin Splitter
Pelumasan pada mesin sangatlah penting dilakukan, karena apabila mesin mengalami kontak langsung dan tidak ada pelumasa maka akan terjadi keausan yang menyebabkan kerusakan dari komponen mesin tersebut, oleh karena itu pemberian pelumas harus sesuai dengan jadwal yang dianjurkan dari pabrik pembuat mesin tersebut. Selain itu dari minyak pelumas juga harus sesuai, hal ini dengan tujuan agar komponen dapat bekerja dengan maksimal dan tidak mudah mengalami kerusakan.
3.2.1 Bagian-Bagian Pelumasan Mesin Splitter
Bagian-bagian dari komponen mesin splitter yang harus diberi pelumasan secara periodic yaitu seperti gambar dibawah ini :
3 8
1
6
4 7 5
2
Gambar 3.15 Bagian-bagian pelumasan mesin splitter.
Keterangan dari bagian-bagian tersebut pelumasan menggunakan grease:
- Levelling on mobile unit
- suprort beam jack
- mobile unit jack leadnuts
- motor-driven roller bearing
- idler roller support bearing
- pressure unit wheel
- pressure unit level
- mobil unit movement column
Tabel 3.1 : Troubel, penyebab dan perbaikan pada mesin splitter.
NO | BAGIAN YANG RUSAK | TROUBEL | PENYEBAB DAN PERBAIKANNYA |
1 | Kerusakan Pada Poros Penggerak. | 1.Korosi pada bagian permukaan.
| 1. Karena terjadi oksidasi. - Memberi pelapisan pada permukaan poros dengan grease. |
2.Kerusakan pada bagian pasak. |
1. Karena beban yang berlebihan. - Pasak harus diganti yang baru. | ||
2 | Kerusakan Pada Belt Konveyor | 1.Belt bergeser dari roller.
| 1. Ketidaklurusan pada roller karena keausan pada baut. - Ganti baut yang aus dan lakukan pengecekan terhjadap kelurusan roller. |
2.Belt selip saat saat beroperasi.
|
1. Pemakaian yang lama dan kekencangan baut pengikat bantalan kurang. - Penyetelan ulang pada baut penyetel tegangan sabuk | ||
3.Belt mengelupas.
|
1. Karena pengaruh air pada material yang diangkut. - Bersihkan belt dengan air sehabis dipakai. | ||
3 | Motor Penggerak | 1.Motor tidak dapat dihidupkan.
| 1. Aliran listrik kemotor tidak masuk. - periksa kabel aliran listrik yang masuk kemotor. Jika ada yang terputus sambung kembali. 2. Motor hangus - Periksa dengan menggunakan avometer. |
2.Motor Mati Tiba-tiba. |
1. Motor mengalami overload. - motor mengangkat beban yang berlebihan pada saat awal operasi. | ||
3.Motor Bergetar Saat dihidupkan. |
1. Dudukan motor yang longgar atau bergeser. - Kencangkan baut pengikatnya. | ||
4 | Air pendingin | 1. Jalur air ke blade macet | 1. Penyumbatan oleh kotoran pada kolam. - bersihkan filter dari pipa tersebut. 2. Penyumbatan oleh terak dari air itu sendiri. - Bersihkan bagian dalam pipa dengan menggunakan poros panjang yang ujungnya diberi sikat baja.
|
5 | Poros ulir | 1. Korosi pada permukaan poros | 1. Karena terjadi oksidasi - Memberi pelapisan pada permukaan poros dengan grease. |
2.Kerusakan pada bagian ulir dari poros.
| 1. Karena beban yang berlebihan. - Poros harus diganti. | ||
6 | Pada blade (gergaji) | 1. Segment rontok / lepas | 1. Umur blade terlalu tua. - Mengganti segment dengan yang baru dengan cara brazing yang rontok.
|
2. Blade bengkok | 1. Pada saat pemasangan blade miring - Mengganti blade dengan yang baru | ||
7 | Female screw | 1. Ulir aus | 1. Kurangnya pelumasan yang menyebabkan kerja dari female screw menjadi berat - Mengganti dengan yang baru dan yang lama akan dilakukan pembubutan.
|
8 | Disc holding flange ( plandes ) | 1. Plandes retak. | 1. Umur yang sudah tua dan berkarat. - Bersihkan dengan kertas gosok, jika retak segera ganti dengan plandes yang baru..
|
Tabel 3.2 Jadwal perawatan Inspeksi
No |
KOMPONEN |
INSPEKSI | PERIODE | |||
Harian |
Mingguan |
Bulanan |
Tahunan | |||
1 | Komponen dari konveyor | a. Bersihkan belt dari kotoran sisa pembelahan. b. Bersikan poros motor ke konveyor dari korosi. c. Periksa oli gear box. d. Periksa kondisi bantalan e. Periksa kekencangan sabuk konveyor. f. Periksa posisi sabuk konveyor. g. Penggantian bantalan h. Penambahan oli gear box i. Periksa kondisi motor. j. Pemberian grease pada bantalan
| V
V
V |
V
V
V
V
V |
V
V
|
|
2 | Komponen naik turun gergaji (blade) | a. Pemberian grease pada ulir b.Periksa jalannya air c. Periksa gear box motor naik turun d. Periksa kondisi blade e. Periksa motor penggerak blade f. Bersihkan blade g. Periksa baut pengikat blade. h. Penambahan oli gearbox motor naik turun.
|
V V
V
V
|
V
V | V
V |
|
BAB IV
ESTIMASI BIAYA
4.1 Estimasi Biaya Perawatan Dan Perbaikan
Pada uraian estimasi biaya dan perbaikan pada mesin Splitter type SC 460 L, yang akan dibahas adalah biaya tentang :
1. Biaya preventive maintenance, yaitu:
a. Biaya pembersihan mesin bagian luar
b. Biaya penggantian oli
c. Biaya penggantian grease
d. Biaya pengecatan
2. Biaya corrective maintanance
a. Biaya penggantian bantalan
b. Biaya penggantian blade
Dalam perhitungan estimasi biaya pemeliharaan dan perbaikan diperlukan data-data sebagai berikut :
1. Gaji tenaga kerja bagian pemeliharaan dan perbaikan yaitu Rp.800.000,00 setiap bulannya.jam kerja perharinya adalah 8 jam sehingga gaji perjamnya sebesar : = Rp. 4.175,00
2. Harga dari komponen mesin yang dilakukan penggantian.
4.1.1 Biaya Preventive Maintanance
Perawatan preventive merupakan pencegahan, besar biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut ini :
1. Biaya pembersihan mesin bagian luar dan pengecekan
Pembersihan mesin bagian luar dilakukan setiap 1 minggu sekali dan di kerjakan oleh 2 tenaga kerja selama 4 jam.
Sehingga dalama 1 tahun membutuhkan biaya sebesar :
= 2 x 4 x 4 x 12 x Rp. 4.175,00
= Rp. 801.600,00
2. Perhitungan biaya minyak pelumas gearbox dan minyak pelumas gerakan naik turun pada motor adalah sebagai berikut :
a. Gearbox dalam 1 tahun membutuhkan 700 liter oli ( MASRI 90 ), harga 1 liter oli Rp 8.500,00, penggantian oli hidrolik dilakukan 1 bulan sekali ( 300 jam )
b. Gerakan naik turun motor dalam 1 tahun membutuhkan 12 liter minyak pelumas ( MASRI 90 ), harga 1 liter minyak pelumas Rp 8.500,00, penambahan dilakukan setiap 1 bulan sekali.
Jadi biaya total minyak pelumas :
· Biaya kebutuhan oli = Rp.5.950.000,00
· Biaya kebutuhan gerakan naik turun = Rp. 102.000,00
· Ongkos tenaga kerja sebanyak 1 orang
a. Oli Gearbox = 24 x Rp 4.175,00 = Rp. 100.200,00
b. Gerakan naik turun = 12 x Rp. 41750 = Rp. 50.100,00
· Total = Rp. 6.202.300,00
3. Perhitungan Biaya Grease
1. Perhitungan biaya grease pada bantalan.
Bantalan membutuhkan grease ( Shell – Alvania Greases ) sebanyak ( dalam 1 bulan, bantalan dengan nomor seri :
· SKF 52209 sebanyak 1 buah = 500 gr = 500 gr
· SKF 52207 sebanyak 2 buah = 500 gr x 2 = 1000 gr
· SKF 6313-2RS sebanyak 2 buah = 250 gr x 2 = 500 gr
· SKF NU312 EC sebanyak 2 buah = 250 gr x 2 = 500 gr
· Total = 2500 gr
= 2,5 kg
Grease ( SPC LITHIUM EP 2 ) 1 kaleng dengan berat 16 kg seharga Rp. 750.000,00. penggantian grease dilakukan 1 bulan sekali, sehingga biaya grease yang dibutuhkan :
Jadi total biaya grease untuk pelumasan bantalan selama 1 tahun :
· Biaya kebutuhan grease = Rp. 1.426.250,00
· Ongkos tenaga kerja sebanyak 1 orang
Selama 3 jam = 3 x 12 x Rp. 4.175,00 = Rp. 150.300,00
· Total = Rp. 1.576.550,00
2. Perhitungan biaya grease pada gerakan naik turun motor.
Gerakan naik turun pada motor dalam 1 tahun membutuhkan 1200 gram grease ( SPC LITHIUM EP 2 ), harga 16 kg grease Rp 750.000,00 dan penambahan grease dilakukan tiap 3 bulan sekali, perincian biaya dalam 1 tahun adalah sebagai berikut :
· Biaya kebutuhan grease ( 1200 gram ) = Rp. 56.250,00
· Ongkos tenaga kerja 1 orang
Selama 4 jam = 4 x Rp. 4.175,00 = Rp. 16.700,00
· Total = Rp. 72.950,00
Jadi, total biaya grease untuk 1 tahun adalah
= Rp. 1.275.300,00 + Rp 72.950,00
= Rp.1.348.250,00
4. Biaya pengecatan
Bahan yang digunakan dalam pengecatan adalah sebagai berikut :
· Cat ( merk Dark blue ) 1 kg = Rp. 95.000,00
· Tiner ( A-super ) 2 kg = Rp. 15.000,00
· Kertas gosok no. 1000 = Rp. 2.500,00
· Biaya pengecatan = Rp. 112.500,00
Perhitungan dalam 1 tahun untuk pekerjaan pengecatan dilakukan 1 kali, sehingga biaya untuk pengecatan :
· Biaya pengecatan = Rp. 112.500,00
· Ongkos tenaga kerja sebanyak 1 orang
Selama 21 jam = 21 x Rp. 4.175,00 = Rp. 87.675,00
· Total = Rp. 200.175,00
Dari perhitungan diatas dapat diketahui total biaya preventive maintenance untuk perawatan, tabelnya seperti tampak pada tabel 4.1
Tabel 4.1 Total Biaya Preventive Maintenance
NO | Jenis Biaya Perawatan | Biaya |
1. | Biaya pembersihan mesin bagian luar | Rp. 801.600,00 |
2. | Perhitungan biaya minyak pelumasan | Rp. 6.202.300,00 |
3. | Perhitungan biaya grease | Rp. 1.576.550,00 |
4. | Biaya pengecatan | Rp. 200.175,00 |
| Total Biaya Tahun 2009 | Rp. 8.780.625,00 |
4.1.2 Biaya Corrective Maintenance
Perawatan corrective merupakan perawatan perbaikan dengan melakukan penggantian komponen, besar biaya yang dibutuhkan adalah sebagai berikut :
1. Perhitunagan penggantian bantalan
Harga dari bantalan adalah sebagai berikut ini :
· Nomor seri SKF 52209 = Rp. 120,000,00 x 1 = Rp. 120.000,00
· Nomor seri SKF 52207 = Rp. 75.000,00 x 2 = Rp. 150.000,00
· Nomor seri SKF 6313-RS = Rp. 50.000,00 x 2 = Rp. 100.000,00
· Nomor seri SKF NU312 EC = Rp.65.000,00x 2 = Rp. 130.000,00
· Total harga bantalan = Rp. 500.000,00
Jadi biaya penggantian bantalan sebesar :
· Total harga bantalan = Rp. 500.000,00
· Ongkos tenaga kerja sebanyak 5 orang
Selama 24 jam = 5 x 24 x Rp. 4.175,00 = Rp. 501.000,00
· Total penggantian bantalan = Rp. 1.001.000,00
2. Perhitungan penggantian Blade
Harga dari Blade dan segment yang terpasang adalah sebagai berikut :
· Harga blade:
1. Ø 900 mm + segment = Rp. 5.500.000,00 x 2 = Rp. 11.000.000,00
2. Ø 700 mm + segment = Rp. 4.000.000,00 x 2 = Rp. 8.000.000,00
· Total harga blade = Rp. 19.000.000,00
Jadi biaya pengggantian blade sebesar :
· Total harga blade = Rp. 19.000.000.00
· Ongkos tenaga kerja sebanyak 2 orang
Selama 2 jam = 2 x 2 x Rp. 4.175,00 = Rp. 16.700,00
· Total penggantian blade = Rp. 19.016.700,00
Dari perhitungan diatas dapat diketahui total biaya Corrective maintenance adalah sebagai berikut :
a. Perhitungan penggantian bantalan = Rp. 1.001.000,00
b. Perhitungan penggantian blade = Rp. 19.016.700,00
Total biaya corrective mantenance = Rp. 20.017.700,00
No comments:
Post a Comment